Rabu, 25 Maret 2009

Vita Jawara KDI 5


Vita menjadi juara 1 KDI 5
Kontestan asal Nganjuk, Jawa Timur, Vita Anggraini, meraih gelar jawara KDI 5, setelah pada konser grand final Sabtu (9/8) malam ia meraih dukungan sms lebih tinggi ketimbang kompetitornya, Yofi asal Bengkulu.

Kedua grand finalis sama meraih kemenangan dua dari empat zona kompetisi, yakni dangdut original - dangdut rock yang diraih Vita, dan dangdut koplo dan dangdut koreo yang menjadi milik Yofi.



Vita unggul di zona dangdut original dengan dukungan sms 50,77% dibandingkan Yofi yang meraih 49,23%.

Meskipun Yofi dijuluki rocker dangdut sejak kompetisi KDI 5 dimulai, namun Vita dengan lagu Persetan unggul di zona ini dengan dukungan sms 50,13%, atau 0,26% lebih tinggi dari perolehan dukungan untuk Yofi yang membawakan lagu Rocker Juga Manusia.

Yofi baru meraih kemenangan di zona dangdut koplo, setelah ia menyanyikan lagu Sahara dan meraih dukungan 51,04%, sedangkan Vita dengan lagu Munajat Cinta hanya meraih 49,96%. Yofi kembali merebut kemenangan di zona dangdut koreo dengan lagu Kopi Dangdut, ia unggul dukungan sms sebesar 0,64% dibandingkan Vita yang membawakan lagu SMS.

Dengan skor 2-2, kedua grand finalis pun memasuki zona Separuh Nafas, masing-masing diharuskan menjawab dua pertanyaan dari Dewa Segala Dewa.

Vita memberikan jawaban dengan kesimpulan bahwa sekolah dan keluarga adalah dua hal yang sama penting dalam kehidupannya. Sementara Yofi memberikan jawaban bahwa dirinya harus berhasil dulu di dunia pendidikan dan pekerjaan, barulah membantu kedua orang tuanya.

Jawaban masing-masing grand finalis di zona terakhir itu tampaknya memberikan dampak yang sangat besar. Yofi yang sudah berhasil menyamakan kedudukan dengan meraih kemenangan di zona ketiga dan keempat, harus mengakui bahwa dukungan pemirsa akhirnya lebih condong kepada Vita.

Total dukungan sms sebesar 64,40% pun menempatkan Vita sebagai Juara KDI 5, sedangkan Yofi harus puas di posisi kedua dengan dukungan 35,60%.

Sebagai Juara I, Vita menerima hadiah uang tunai Rp150 juta dan tambahan Rp50 juta berkat kesuksesannya menjadi juara episode sebanyak tujuh kali. "Saya sudah bernazar akan membangun mushala di kampung," katanya dalam jumpa pers yang digelar usai acara.

Yofi sebagai Juara II menerima hadiah uang tunai Rp75.000. Sementara Dewi (Bandung) menerima Rp50 juta, dan Niken (Lhokseumawe, NAD) menerima Rp20 juta. Seluruh hadiah disediakan oleh PT Sido Muncul sebagai sponsor utama.

Kemenangan Vita boleh dibilang menambah warna para Bintang Penyanyi Dangdut Masa Depan jebolan KDI (Kontes Dangdut TPI). Setelah Siti KDI dan Gita KDI yang bermain di zona dangdut original (tradisional), muncul Lola KDI dengan warna pop dan Frida KDI yang terkenal dengan warna rock.

Kini KDI mendapatkan juara yang memiliki kekuatan pada warna musik campur sari, yakni Vita Nganjuk, demikian sebutan populernya. Lebih dari itu, Juara KDI 5 kelahiran Nganjuk, 10 Novemeber 1987 ini pun memiliki bakat sebagai komedian. "Saya juga enggak tau, setiap saya ngomong orang pasti tertawa," katanya.

Konser Grand Final KDI 5 yang digelar di Hall D PRJ Kemayoran Jakarta Pusat dan dimeriahkan oleh sejumlah artis kondang termasuk Frida KDI dan Aan KDI, Inul Daratista, Rita Sugiharto, Ikke Nurjanah dan F Mayor, serta Ira Swara. (kpl/boo)

Senin, 23 Maret 2009





Wisata Purworejo

Pantai Ketawang
Terletak di wilayah kecamatan Grabag, Kabupaten Purworejo. Pintu masuk dari Desa Ketawang, namun wilayah pantai meliputi garis pantai sepanjang kurang lebih 3 km sampai pantai Pasir Puncu. Dapat di tempuh dari Kutoarjo 12 km, bisa juga dari arah Jogja dan Kebumen lewat jalur selatan.


Merupakan wilayah pantai pasir hitam dengan ombak dan angin yang besar. Tiap Idul Fitri, tempat ini dikunjungi banyak wisatawan lokal, baik dari wilayah Grabag sendiri maupun dari wilayah yang iaju, seperti Bruno, Winong, Kemiri.

pantai ketawang grabag purworejo

Pantai ini ramai karena ada semacam adat, kalau Lebaran, ada namanya "riyayan", lamanya satu pekan. Pada hari kedelapan dinamakan syawalan, hari penutup wisata. Selama 8 hari itu biasanya orang-orang menggunakannya untuk berwisata pantai bersama keluarga, bagi yang muda-muda, untuk cari kenalan.



pantai ketawang grabag purworejo

Sebenarnya tempat ini biasa saja, masih butuh banyak penataan untuk dijadikan sebagai tempat wisata modern. Tempat yang panas dan tidak adanya peneduh menjadi salah satu ketidaknyamanan, namun hembusan angin pantai yang keras meringankan panasnya matahari.

Tak perlu repot membawa makanan, aneka warung menjual kupat tahu, mie ayam, bakso, sate, atau rames berjajar sepanjang pantai. Juga aneka minuman seperti dawet, es buah, atau teh.

Pantai Pasir Puncu

Terletak sekitar 2.5 km dari pantai Ketawang. Bisa dituju dengan jalan kaki menyusuri pantai. Bisa juga dengan mobil atau motor, melewati pinggiran 'hutan' bekas galian penambangan pasir besi.

Objek yang menarik, pantai terletak di muara sungai awu-awu, ada bekas dermaga buatan Belanda yang tak lagi digunakan. Dari dermaga ini kita akan menyaksikan ombak yang besar menabrak batu, mengakibatkan air naik ke udara. Di sisni juga tempat yang cocok buat memancing.

Pantai Keburuhan
terletak di Desa Keburuhan, Kecamatan Ngombol. Letaknya berseberangan dengan Pantai Pasir Puncu yang ada di Kecamatan Grabag. Untuk ke sana bisa menyeberang dengan perahu dari pantai pasir puncu, atau naik mobil dan motor, kendaraan sudah bisa ke pantai.

Pantai Siledok/ genjik


berada di muara sungai rowo yang merupakan perbatasan kabupaten purworejo dengan kabupaten kebumen. Kalau Pasir puncu di batas timur kecamatan grabag, Siledok di batas barat kecamatan grabag, juga batas barat Kabupaten purworejo.

pantai genjik/ siledok, grabag, purworejo

Objek berupa pantai pasir hitam, bangunan pengarah arus sungai (jeti).cocok buat memancing. Aiar payau. Untuk ke silakan susuri jalan daendels dari ketawang seitar 8 km, sebelum ketemu jembatan, ada jalan masuk.

Sayang, ke empatr pantai tersebut hanya ramai pada libur lebaran atau hari minggu puasa.

----------------------------------------------------------------
GEGER MENJANGAN

Kawasan pegunungan, termasuk barisan bukit menoreh. Dari puncak bukit ini kita bisa meandang lepas kota Purworejo, bahkan jauh ke selatan, pantai selatan. Jalan setapak yang mendaki menjadi keasyikan tersendiri asyik untuk jalan-jalan.

Perjalanan dari pintu masuk obyek hingga puncak bukit memang cukup mengasyikkan. Wisatawan ditantang untuk membuktikan kehandalan tenaga dengan mendaki bukit yang tingginya sekitar 175 m di atas permukaan laun. Setelah sampai di puncak, wisatawan akan menemukan sebuah bangunan berukuran 6 x 10 meter, itulah gardu pemanfangan yang sengaja dibangun untuk menikmati keindahan Kota Purworejo dan Pantai Selatan.

Selain itu, kawasan Geger Menjangan masih menawarkan beberapa obyek rekreasi lainnya, yaitu taman permainan anak dan kolam renang. Kolam renang dan taman pemancingan terletak di pintu masuk kawasan.

Untuk mencapai ke sana bisa naik angkutan jurusan Kalibata, jalan yang arah ke Magelang, dekat dengan pusat kota kabupaten.

PANTAI JATIMALANG

Pantai Jatimalang yang terletak di Desa Jatimalang Purwodadi luasnya ± 20 Ha banyak dikunjungi para wisatawan, dimana sampai dengan akhir tahun 2001 sekitar 7.000 orang. Peluang yang ditawarkan adalah Pembangunan Camping Ground, Arena Hiburan Anak, Hotel dan Rumah Makan, serta Sirkuit Three in One (pacuan Kuda, Road race dan Mottocross). Prasarana penunjang yang ada di Pantai Jatimalang adalah jalan desa hot mix, Fasilitas obyek sederhana seperti gasebo 2 unit, jalan paving dan penghijauan sekitar lokasi. Sumber: jawatengah.go.id

Artikel lain, pengalaman yang ditulis oleh Mbah Suro, veteran Pemadam Kebakaran. Semoga pembaca lebih bisa membayangkan pantai Jatimalang dengan cerita Mbah Suro yang membuai.

Air terjun sumongari di kaligesing
Anda warga kaligesing? Punya data, foto, atau cerita mengenai air terjun Sumongari? Kirim saja kemari, mari promosikan ke dunia. Go purworejo global!
---------------------------------------

Hotel Di Purworejo

Bagi yang berasal dari luar daerah, atau kebetulan kemalaman, mau melewatkan malam di purworejo, tersedia hotel kelas melati. Sementara data baru untuk kutoarjo, silakan teman-teman melengkapi.

1. Hotel Sawunggalih
Terletak di timur lampu merah kutoarjo, selatan jalan.

2. Hotel Garuda Setia
Selatan lampu merah kutoarjo, gang pertama kiri masuk, kanan gang.

3. Hotel Sumber Urip
Utara Stasiun KA Kutoarjo

4.Hotel Suronegaran
Jalan Urip Sumoharjo no 47 Purworejo
telp: 0275 322076

Tarif:
standar Rp.90.000
executive Rp. 200.000
president Rp:290.000

Jumat, 13 Maret 2009

kota nganjuk yang sepi



Kota Nganjuk yang Sepi


Setelah berbelakraan (kelayapan, red.) ria ke Madiun kemarin, juga setelah berbelakeraan ria ke kota Tulungagung karena memang Tulungagung adalah kota kedua saya (bisa kabur ke sini kalau di rumah sedang tidak mood, heheheh…), juga setelah berbelakraan ria di Surabaya demi sebuah gelar yang tidak kunjung-kunjung saya raih, dan mungkin beberapa kota lain yang saya kunjungi secara berbelakraan ria juga, saya jadi membanding-bandingkan antara kota saya Nganjuk tercintah sama kota Madiun, kota Tulungagung, Surabaya , dan kota-kota lainnya yang saya belakeraki itu…

(dienter duluh, ganti paragraph, mumet nanti bacanya! huweh huweh huweh™..)

Ternyata e ternyata tidak ada yang sesepi kota saya Nganjuk siti tercintah laurah. Entah kenapa setelah Alun-alunnya dilarang dibuat jualan, jalanan perkotaan (Nganjuk itu kota lo, jangan salaah!) serasa sepi. Malahan saya sering guyon begini, “Nang Nganjuk kuwi sepi. Saking sepine, awake dewe nyabrang ndalan karo merem ae gak enek sing nabrak!”

Yang artinyah: Di Nganjuk itu sepi, saking sepinya, kita nyebrang jalan sambil merem aja nggak bakalan ada yang nabrak!!!

Mau tahu bukti… nooooh…



1. Jl A. Yani Depan Alun-alun Nganjuk, 2. Perempatan A. Yani yang ada lampu merahnya

Itu suasana siang hari jam setengah tiga dan jam setengah delapan pagi. Lihat tuh, sepi pol khan? ajaib bukan? Hohoho… saya asyik moto-moto di tengah jalan tuh.. hehehe… TAPI BOONG!! bukannya takut ketabrak, tapi takut disangka orang gila. Soalnya saya ini nggak usah disangka orang gila, sudah gila beneran!!!
__

Mau bukti lagi… noooh…



1. Di depan toko sumber Ilmu depan masjid, 2. Jl. A. Yani depan Alun-alun Nganjuk

Itu suasana malam harinya sodara-sodara, sama sepinya khan? Saya waktu itu habis pulang dari warnet jam 2 pagi. Dan dengan narsisnya moto potret diri di tengah jalan!! Mana fotohmu ndop? eit, kalau mau lihat fotoh saya, silakan transfer ke rekening saya dulu ya… hahahah…

Kotamu?? apakah bisa menandingi kesepian kota Nganjuk?? buktikanlah sudara-sudara…


Kamis, 05 Maret 2009

Air terjun sedudo kabupaten Nganjuk

A. Selayang Pandang

Kabupaten Nganjuk, Jawa Timur, memiliki wisata alam yang cukup terkenal, yaitu Air Terjun Sedudo. Air terjun ini berada pada ketinggian 1.438 meter di atas permukaan laut (dpl) dengan ketinggian air terjun sekitar 105 meter. Panorama Air Terjun Sedudo sangat memikat, karena lokasinya berada di lereng Gunung Wilis, yakni sebuah gunung tidak aktif dengan ketinggian 2.552 meter dpl, di selatan kota Nganjuk.


B. Keistimewaan

Mengunjungi lokasi wisata ini, pengunjung dapat menikmati indahnya pancuran air raksasa yang meluncur dari ketinggian bukit. Selain menikmati wisata alam, wisatawan juga dapat menikmati wisata budaya. Pada hari-hari biasa tingkat kunjungan wisatawan tidak terlalu ramai, berbeda dengan tingkat kunjungan wisatawan pada bulan Suro (bulan pertama pada Kalender Jawa). Masyarakat di sekitar air terjun memiliki kepercayaan bahwa Air Terjun Sedudo mempunyai kekuatan supranatural. Menurut mitos yang berkembang, pada bulan ini Air Terjun Sedudo dipercaya membawa berkah awet muda bagi orang yang mandi di air terjun tersebut.

Setiap tanggal 1 Suro, Air Terjun Sedudo dipergunakan untuk upacara Parna Prahista, yaitu ritual memandikan arca, yang kemudian sisa airnya dipercikan kepada anggota keluarga agar mendapat berkah keselamatan dan awet muda. Hingga sekarang, pihak pemerintah Kabupaten Nganjuk secara rutin melaksanakan acara ritual “Mandi Sedudo” setiap tahun baru Jawa tersebut.

Oleh karena lokasi air terjun berada di lereng Gunung Wilis, maka wisatawan bisa sekalian menikmati panorama Gunung Wilis atau bahkan melakukan pendakian.
C. Lokasi

Air Terjun Sedudo terletak di Desa Ngliman, Kecamatan Sawahan, Kabupaten Nganjuk, Jawa Timur.
D. Akses

Wisatawan yang berminat mengunjungi Air Terjun Sedudo dapat mencapai Kota Nganjuk dari arah Surabaya atau Yogyakarta. Dari arah Surabaya, Nganjuk berjarak + 110 km, sedangkan dari Yogyakarta + 200 km. Perjalanan dapat ditempuh dengan angkutan umum (bus) maupun kendaraan pribadi.

Dari kota Nganjuk, wisatawan masih harus menempuh perjalanan sejauh 30 km ke arah selatan ibukota kabupaten. Jalur transportasi ke arah lokasi wisata terbilang baik karena jalannya yang mulus. Namun demikian, karena lokasinya di gunung, jalan menuju Air Terjun Sedudo cenderung menanjak, naik-turun, dan berkelok-kelok. Kondisi jalan seperti ini tentu sulit untuk dilewati oleh kendaraan umum seperti bus. Oleh karena itu, bila berniat berwisata ke air terjun Sedudo, sebaiknya gunakan kendaraan roda empat non-bus (kendaraan pribadi).
E. Harga Tiket

Mengunjungi wisata alam air terjun sedudo dikenai biaya sekitar Rp 2.500.
F. Akomodasi dan Fasilitas Lainnya

Wisatawan yang membutuhkan penginapan dapat menyewa hotel yang berada di sekitar lokasi air terjun. Kalau ingin sekalian membeli oleh-oleh, di dekat lokasi air terjun juga terdapat pedagang yang menjual oleh-oleh khas daerah pegunungan, misalnya sayur dan buah-buahan (seperti jeruk, durian, dan pisang).

(Lukman Solihin/wm/11/02-08)

__________

wajah kota Nganjuk ditata kembali


Wajah Kota Nganjuk Ditata Kembali

Alun-alun sebagai tempat berkumpulnya masyarakat menjadi sangat vital perananya dalam perencanaan tata kota. Sebagai city centre, alun-alun bahkan bisa menjadi salah satu indikator suksesnya pembangunan. Karenanya, wajah alun-alun selalu identik dengan keindahan, kebersihan dan kecantikan kota. Malah dan kerap mewakili wajah kota secara keseluruhan.

Dibanding kota lain, alun-alun Nganjuk tidaklah seluas alun-alun Kota Blitar atau Kota Malang. Tapi ukuran alun-alun Nganjuk juga tidaklah terlalu kecil. Luasnya hanya 1,5 hektar saja. Rindangnya pepohonan dan semilirnya tiupan angin seakan menjadi alasan utama bagi para pengunjung.

Namun ternyata bila kita tanya pada mereka yang demen mengunjungi alaun-alun, mayoritas menjawab, “ Karena di alun-alun banyak jajanan, banyak permainan anak-anak “. Jawaban itu seolah mewakili penduduk Kabupaten Nganjuk yang lebih dari satu juta orang.

Jawaban itu adalah bukti telah terjadi pergeseran kebutuhan dan tujuan akan fungsi alun-alun yang sebenarnya. Seiring dengan zaman yang terus berputar maju, alun-alun pun ikut beralih fungsi.

Fungsi alun-alun sebagai paru-paru kini menjadi tumpang tindih. Memang banyak pohon dengan segala macam jenis ditanam. Baik yang langsung ke bumi atau di dalam pot. Pepohonan ini selain sebagai usaha untuk menghijaukan kota, juga sebagai tanaman pengikat zat-zat pencemar udara yang telah terjadi. Asap rokok dan asap kendaraan bermotor yang tak henti bersliweran mejadi makanan empuk pepohonan.

Untuk mengembalikan fungsi alun-alun kembali menjadi paru-paru kota yang sebenarnya, memiliki hambatan yang tidak kecil. Permasalahan yang tampak jelas di depan mata adalah soal pengalihan para pedagang kaki lima yang biasa mangkal di alun-alun.

Persoalan ini tidak mudah namun juga tidaklah sulit. Membersihkan alun-alun dari PKL bukanlah perkara yang gampang karena selalu berhubungan dengan yang namanya kebutuhan ekonomi masyarakat.

Kepala Dinas Kebersihan Pertamanan dan Lingkungan Hidup, Drs. Agus Suharto, M.Si menegaskan kebersihan dan keasrian alun-alun menjadi hal pokok untuk mempercantik wajah alun-alun. Karenanya seluruh pedagang kaki lima (PKL) yang berjualan di area alun-alun harus dipindah ke tempat lain. “ Itu karena semua PKL di alun-alun tidak memiliki izin, “ tandasnya.

Karena tak berizin itulah, DKPLH akan memindahkan seluruh PKL yang mangkal di alun-alun ke tempat yang telah direncanakan. Beberapa sudut kota, nantinya akan menjadi alternatif tempat dagang. “ Sekaligus untuk pemerataan sentra ekonomi di kota Nganjuk. Sebab selama ini, denyut jantung ekonomi hanya terpusat di alun-alun dan Jl. A.Yani saja, “ lanjutnya.

Nantinya para PKL akan dipindah sesuai dengan jenis usahanya. PKL dengan jenis usaha makanan dan minuman akan direlokasi ke Jl. Dermojoyo. “ Jl. Dermojoyo akan difungsikan dengan mencontoh konsep Kya Kya Kembang Jepun di Surabaya, “.

Sekedar gambaran, Kya Kya Kembang Jepun memiliki konsep sederhana tapi mendatangkan hasil yang bermanfaat. Di mana pada siang hari, Jl. Kembang Jepun menjadi ramai karena lalu lalang kendaraan yang lewat. Jl. Kembang Jepun memang jadi sentra ekonomi di daerah yang didominasi kaum Tionghoa ini.

Tapi pada malam harinya, wajah Jl. Kembang Jepun disulap menjadi arena sangat luas bagi para penjual makanan dan minuman khususnya dengan cita rasa oriental. Maka jangan heran bila suasana malam hari di Kembang Jepun menjadi sangat terang karena gemerlap lampu dan ramainya orang makan dan minum di sana. Meja bundar, lampion dan aksesoris khas Cina sangat mudah ditemui dan menjadi ciri khas Kya Kya.

Dengan konsep Kya Kya itulah, Jl. Dermojoyo juga akan dirubah. Jika pada siang harinya Jl. Dermojoyo ramai karena aktivitas perkantoran dan Pasar Sepeda (Pasar Payaman) maka malam harinya akan lebih ramai karena banyaknya PKL di sana. “ PKL akan ditempatkan di sisi utara jalan. Sehingga arus lalu lintas masih bisa berjalan lancar, “ kata Agus Suharto. Nantinya semua PKL juga akan diseragamkan dengan menggunakan tenda khusus. Sehingga lebih rapi dan enak dipandang.

Tak hanya itu, penataan tempat parkir juga menjadi pertimbangan yang tak dilupakan. “ Dalam jarak sekitar 5 tenda ada ruang terbuka yang diperuntukkan khusus untuk lahan parkir. Begitu pula dengan kelancaran saluran air di sepanjang jalan juga kita benahi lagi, “.

Faktor penerangan juga dibenahi dengan memasang lampu penerangan yang lebih membawa suasana semakin hangat. “ Nantinya di beberapa ruas jalan kota termasuk gerbang pintu masuk dan keluar akan kita bangun penerangan jalan dengan lampu merkuri warna kuning, “ sambungnya. Perencanaan itu juga sebagai langkah maju untuk lebih menghidupkan jantung ekonomi di selatan kota. “ Jika siang hari Jl. A. Yani ramai dengan kesibukan pedagang di Pasar Wage, malam harinya Jl. Dermojoyo bisa menjadi pilihan masyarakat untuk menghabiskan malam, “ terang Agus Suharto.

Sementara untuk pedagang VCD akan dialihkan ke pelataran Stadion Anjuk Ladang. “ Ini juga untuk memberikan kenyamanan beribadah di Masjid Agung, “. Beberapa tempat lain juga menjadi alternatif lokasi PKL seperti Waserda (terminal lama).



Lapangan Basket

Selain relokasi seluruh PKL, alun-alun juga akan kembali mengalami penyegaran dengan membangun kembali lapangan basket di tempat semula. Dulu, lapangan basket mejadi tempat yang paling sering disanggong anak-anak muda terutama di sore hari. Mereka sering latihan bola basket atau bahkan bersepeda di dalamnya. Tak jarang pula, lapangan ini kerap dijadikan arena latihan naik sepeda bagi anak-anak.

Untuk mewujudkannya, sudah dua minggu ini, lapangan basket sudah mulai dibangun kembali. Dengan menggunakan ukuran lapangan basket standar internasional. Yakni dengan luas 15 m x 28 m persegi. Selama kurang lebih tiga bulan mendatang, masyarakat Nganjuk bisa menikmati kembali berolahraga di lapangan basket.

Selain itu, kondisi tanah di alun-alun juga akan dibenahi. “ Tanah di sebelah selatan akan dibuat lebih tinggi daripada di sisi utara. Namun fungsinya masih akan sama, “ tegasnya..

Pihak DKPLH sendiri juga sudah memulai usaha untuk merelokasi PKL. Sosialisasi bagi para PKL di alun-alun sudah dilakukan beberapa minggu lalu. Dengan adanya usaha tersebut, para PKL diharapkan kesadarannya untuk ikut memajukan kota menjadi lebih cantik tanpa harus menyingkirkan keberadaan PKL.

Yang jelas, dengan adanya relokasi PKL, kehadiran PKL di kota Nganjuk justru diakui oleh pemerintah dan masyarakat. Karenanya, agar keberadaan mereka lebih bermanfaat perlu adanya penataan PKL.(doni/eNeR)

Rabu, 04 Maret 2009



Rhoma Irama terhitung sebagai salah satu penghibur yang paling sukses dalam mengumpulkan massa. Rhoma Irama bukan hanya tampil di dalam negeri tapi ia juga pernah tampil di Kuala Lumpur, Singapura, dan Brunei dengan jumlah penonton yang hampir sama ketika ia tampil di Indonesia. Sering dalam konser Rhoma Irama, penonton jatuh pingsan akibat berdesakan. Orang menyebut musik Rhoma adalah musik dangdut, sementara ia sendiri lebih suka bila musiknya disebut sebagai irama Melayu.

Pada 13 Oktober 1973, Rhoma mencanangkan semboyan "Voice of Moslem" (Suara Muslim) yang bertujuan menjadi agen pembaharu musik Melayu yang memadukan unsur musik rock dalam musik Melayu serta melakukan improvisasi atas aransemen, syair, lirik, kostum, dan penampilan di atas panggung. Menurut Achmad Albar, penyanyi rock Indonesia, "Rhoma pionir. Pintar mengawinkan orkes Melayu dengan rock". Tetapi jika kita amati ternyata bukan hanya rock yang dipadu oleh Rhoma Irama tetapi musik pop, India, dan orkestra juga. inilah yang menyebabkan setiap lagu Rhoma memiiki cita rasa yang berbeda.

Bagi para penyanyi dangdut lagu Rhoma mewakili semua suasana ada nuansa agama, cinta remaja, cinta kepada orang tua, kepada bangsa, kritik sosial, dan lain-lain. "Mustahil mengadakan panggung dangdut tanpa menampilkan lagu Bang Rhoma, karena semua menyukai lagu Rhoma," begitu tanggapan beberapa penyanyi dangdut dalam suatu acara TV.

Rhoma juga sukses di dunia film, setidaknya secara komersial. Data PT Perfin menyebutkan, hampir semua film Rhoma selalu laku. Bahkan sebelum sebuah film selesai diproses, orang sudah membelinya. Satria Bergitar, misalnya. Film yang dibuat dengan biaya Rp 750 juta ini, ketika belum rampung sudah memperoleh pialang Rp 400 juta. Tetapi, "Rhoma tidak pernah makan dari uang film. Ia hidup dari uang kaset," kata Benny Muharam, kakak Rhoma, yang jadi produser PT Rhoma Film. Hasil film disumbangkan untuk, antara lain, masjid, yatim piatu, kegiatan remaja, dan perbaikan kampung.

Ia juga terlibat dalam dunia politik. Di masa awal Orde Baru, ia sempat menjadi maskot penting PPP, setelah terus dimusuhi oleh Pemerintah Orde baru karena menolak untuk bergabung dengan Golkar. Rhoma Sempat tidak aktif berpolitik untuk beberapa waktu, sebelum akhirnya terpilih sebagai anggota DPR mewakili utusan Golongan yakni mewakili seniman dan artis pada tahun 1993. Pada pemilu 2004 Rhoma Irama tampil pula di panggung kampanye PKS.

Rhoma Irama sempat kuliah di Universitas 17 Agustus Jakarta, tetapi tidak menyelesaikannya. "Ternyata belajar di luar lebih asyik dan menantang," katanya suatu saat. Ia sendiri mengatakan bahwa ia banyak menjadi rujukan penelitian ada kurang lebih 7 skripsi tentang musiknya telah dihasilkan. Selain itu, peneliti asing juga kerap menjadikannya sebagai objek penelitian seperti William H. Frederick, doktor sosiologi Universitas Ohio, AS yang meneliti tentang kekuatan popularitas serta pengaruh Rhoma Irama pada masyarakat.

Pada bulan Februari 2005, dia memperoleh gelar doktor honoris causa dari American University of Hawaii dalam bidang dangdut, namun gelar tersebut dipertanyakan banyak pihak karena universitas ini diketahui tidak mempunyai murid sama sekali di Amerika Serikat sendiri, dan hanya mengeluarkan gelar kepada warga non-AS di luar negeri. Selain itu, universitas ini tidak diakreditasikan oleh pemerintah negara bagian Hawaii.

Sebagai musisi, pencipta lagu, dan bintang layar lebar, Rhoma selama karirnya, seperti yang diungkapkan, telah menciptakan 685 buah lagu dan bermain di lebih 10 film.

Pada tanggal 11 Desember 2007, Rhoma merayakan ulang tahunnya yang ke 61 yang juga merupakan perayaan ultah pertama kali sejak dari orok, sekaligus pertanda peluncuran website pribadinya, rajadangdut.com.[1]


Rhoma Irama terhitung sebagai salah satu penghibur yang paling sukses dalam mengumpulkan massa. Rhoma Irama bukan hanya tampil di dalam negeri tapi ia juga pernah tampil di Kuala Lumpur, Singapura, dan Brunei dengan jumlah penonton yang hampir sama ketika ia tampil di Indonesia. Sering dalam konser Rhoma Irama, penonton jatuh pingsan akibat berdesakan. Orang menyebut musik Rhoma adalah musik dangdut, sementara ia sendiri lebih suka bila musiknya disebut sebagai irama Melayu.

Pada 13 Oktober 1973, Rhoma mencanangkan semboyan "Voice of Moslem" (Suara Muslim) yang bertujuan menjadi agen pembaharu musik Melayu yang memadukan unsur musik rock dalam musik Melayu serta melakukan improvisasi atas aransemen, syair, lirik, kostum, dan penampilan di atas panggung. Menurut Achmad Albar, penyanyi rock Indonesia, "Rhoma pionir. Pintar mengawinkan orkes Melayu dengan rock". Tetapi jika kita amati ternyata bukan hanya rock yang dipadu oleh Rhoma Irama tetapi musik pop, India, dan orkestra juga. inilah yang menyebabkan setiap lagu Rhoma memiiki cita rasa yang berbeda.

Bagi para penyanyi dangdut lagu Rhoma mewakili semua suasana ada nuansa agama, cinta remaja, cinta kepada orang tua, kepada bangsa, kritik sosial, dan lain-lain. "Mustahil mengadakan panggung dangdut tanpa menampilkan lagu Bang Rhoma, karena semua menyukai lagu Rhoma," begitu tanggapan beberapa penyanyi dangdut dalam suatu acara TV.

Rhoma juga sukses di dunia film, setidaknya secara komersial. Data PT Perfin menyebutkan, hampir semua film Rhoma selalu laku. Bahkan sebelum sebuah film selesai diproses, orang sudah membelinya. Satria Bergitar, misalnya. Film yang dibuat dengan biaya Rp 750 juta ini, ketika belum rampung sudah memperoleh pialang Rp 400 juta. Tetapi, "Rhoma tidak pernah makan dari uang film. Ia hidup dari uang kaset," kata Benny Muharam, kakak Rhoma, yang jadi produser PT Rhoma Film. Hasil film disumbangkan untuk, antara lain, masjid, yatim piatu, kegiatan remaja, dan perbaikan kampung.

Ia juga terlibat dalam dunia politik. Di masa awal Orde Baru, ia sempat menjadi maskot penting PPP, setelah terus dimusuhi oleh Pemerintah Orde baru karena menolak untuk bergabung dengan Golkar. Rhoma Sempat tidak aktif berpolitik untuk beberapa waktu, sebelum akhirnya terpilih sebagai anggota DPR mewakili utusan Golongan yakni mewakili seniman dan artis pada tahun 1993. Pada pemilu 2004 Rhoma Irama tampil pula di panggung kampanye PKS.

Rhoma Irama sempat kuliah di Universitas 17 Agustus Jakarta, tetapi tidak menyelesaikannya. "Ternyata belajar di luar lebih asyik dan menantang," katanya suatu saat. Ia sendiri mengatakan bahwa ia banyak menjadi rujukan penelitian ada kurang lebih 7 skripsi tentang musiknya telah dihasilkan. Selain itu, peneliti asing juga kerap menjadikannya sebagai objek penelitian seperti William H. Frederick, doktor sosiologi Universitas Ohio, AS yang meneliti tentang kekuatan popularitas serta pengaruh Rhoma Irama pada masyarakat.

Pada bulan Februari 2005, dia memperoleh gelar doktor honoris causa dari American University of Hawaii dalam bidang dangdut, namun gelar tersebut dipertanyakan banyak pihak karena universitas ini diketahui tidak mempunyai murid sama sekali di Amerika Serikat sendiri, dan hanya mengeluarkan gelar kepada warga non-AS di luar negeri. Selain itu, universitas ini tidak diakreditasikan oleh pemerintah negara bagian Hawaii.

Sebagai musisi, pencipta lagu, dan bintang layar lebar, Rhoma selama karirnya, seperti yang diungkapkan, telah menciptakan 685 buah lagu dan bermain di lebih 10 film.

Pada tanggal 11 Desember 2007, Rhoma merayakan ulang tahunnya yang ke 61 yang juga merupakan perayaan ultah pertama kali sejak dari orok, sekaligus pertanda peluncuran website pribadinya, rajadangdut.com.[1]

[sunting] Pandangan agama

Rhoma Irama dikenal sebagai seorang pendakwah dan pengkhotbah muslim dan ketua umum Forum Umat Islam (FUI), sebuah organisasi keagamaan yang tidak berpihak kepada partai manapun.

Kesuksesannya di dunia musik dan dunia seni peran membuat Rhoma sempat mendirikan perusahaan film Rhoma Irama Film Production yang berhasil memproduksi film, di antaranya Perjuangan dan Doa (1980) serta Cinta Kembar (1984).

Kini, Rhoma yang biasa dipanggil Bang Haji ini, banyak mengisi waktunya dengan berdakwah baik lewat musik maupun ceramah-ceramah di televisi hingga ke penjuru nusantara. Dengan semangat dan gaya khasnya, Rhoma yang menjadikan grup Soneta sebagai Sound of Moslem terus giat meluaskan syiar agama.

Sebagian besar lagu Rhoma Irama bernafaskan Islam dan semangat humanisme, hal ini didasarkan dari latar belakang Rhoma sendiri yang sangat giat belajar agama.

[sunting] Kontroversi

* Pada tahun 2003, Rhoma kembali menjadi sorotan media karena mengkritik Inul Daratista, penyanyi dangdut yang sedang naik daun karena mengandalkan gaya tarinya yang dianggap mesum. Rhoma dengan mengatas-namakan organisasi PAMMI (Persatuan Artis Musik Melayu Indonesia), menentang peredaran album Goyang Inul yang dirilis Blackboard pada akhir Mei 2003. Pada saat itu Rhoma Irama kemudian dikecam sebagai seorang munafik oleh pendukung Inul.
* Juga pada tahun 2003, Rhoma dalam sebuah pengerebekan, tertangkap basah beduaan di apartemen Angel Lelga, sekitar jam 11-4 pagi. Pengerebekan ini banyak ditayangkan media infotainment, dan menjadi permulaan turunnya pamor raja dangdut ini. Kejadian ini disanggah Rhoma dengan berdalih bahwa ia hanya memberikan nasehat dan petuah agar menghindarkan Angel Lelga dari jurang kenistaan, setelah beberapa waktu kemudian rhoma mengakui bahwa ia sebenarnya telah menikah dengan Angel Lelga.[2]
* Pada November 2005, tayangan Kabar-kabari memberitakan Rhoma Irama mengatakan GIGI adalah band frustasi dan tidak kreatif. Komentar tersebut berhubungan dengan kesuksesan album rohani Raihlah Kemenangan yang dirilis GIGI. Menurut Rhoma, album yang sepenuhnya berisi lagu aransemen ulang itu mengesankan kelompok musik tersebut sebagai band yang frustasi dan tidak kreatif. Berita ini kemudian disanggah oleh Rhoma. (Sebenarnya berita ini sudah di ralat, setelah Rhoma Irama mengirimkan protes ke meja redaksi RCTI dan manajemen acara infotaintment KABAR-KABARI. Berita ini beredar karena kesalahan narator dalam menanggapi berita tentang pernyataan Rhoma Irama. Dan Rhoma Irama sendiri dengan band GIGI tidak ada masalah dan "santai" saja.[3]
* Pada Januari 2006, kembali Rhoma di hadapan anggota DPR mengeluarkan pernyataan menentang aksi panggung Inul, dalam dengar pendapat pembahasan RUU Antipornografi antara DPR dan kalangan artis.

[sunting] Keluarga

* Rhoma menikahi Veronica pada 1972, seorang wanita Nasrani yang menjadi muslim setelah dinikahinya, yang kemudian memberinya tiga orang anak, Debby (31), Fikri (27), dan Romy (26). Rhoma akhirnya bercerai dengan Veronica bulan Mei 1985.
* Sebelum bercerai, sekitar setahun sebelumnya, Rhoma menikahi Ricca Rachim, juga seorang wanita Nasrani yang kemudian menjadi muslim setelah dinikahinya — lawan mainnya dalam beberapa film seperti Melodi Cinta, Badai di Awal Bahagia, Camellia, Cinta Segitiga, Pengabdian, Pengorbanan, dan Satria Bergitar. Hingga sekarang, Ricca tetap mendampingi Rhoma sebagai istri.
* Pada tanggal 2 Agustus 2005, Rhoma mengumumkan telah menikahi artis sinetron Angel Lelga secara siri pada 6 Maret 2003, namun hari itu juga ia menceraikannya.
* Veronica sempat menikah kembali (1991) kemudian sang suami yang seorang pejabat meninggal, Veronica sendiri meninggal di tahun 2005 dengan mengalami berbagai penyakit, anak-anaknya mengakui pada pers selama Veronica sakit Rhoma Irama lah yang menanggung semua biaya perawatan hingga ke Singapura mengingat Veronica bukan lagi artis yang produktif dan telah menjadi janda karena suaminya telah meninggal. Keluarga mencatat bahwa Rhoma tetap berperan dalam keluarga tersebut.
* Pada saat Rhoma Irama digerbek oleh wartawan di Apartemen bersama Angel Lelga sebenarnya keduanya telah menikah secara siri, otak dibalik pengebrakan tersebut adalah Yati Octavia dan suaminya Pangky Suwito yang juga tinggal di Apartemen Semanggi dan turut hadir bersama wartawan pada saat pengebrekan. [4]

[sunting] Diskografi

(belum lengkap)

* Ke Bina Ria (1974)
* Joget (1975)
* Penasaran (1976)
* Hak Asasi (1977)
* Gitar Tua Oma Irama (1977)
* Berkelana (1978)
* Rupiah (1978)
* Begadang (1978)

[sunting] Filmografi

* Oma Irama Penasaran (1976)
* Gitar Tua Oma Irama (1977)
* Darah Muda (1977)
* Rhoma Irama Berkelana I (1978)
* Rhoma Irama Berkelana II (1978)
* Begadang (1978)
* Raja Dangdut (1978)
* Cinta Segitiga (1979)
* Camelia (1979)
* Perjuangan dan Doa (1980)
* Melody Cinta Rhoma Irama (1980)
* Badai Diawal Bahagia (1981)
* Satria Bergitar (1984)
* Cinta Kembar (1984)
* Pengabdian (1985)
* Kemilau Cinta di Langit Jingga (1985)
* Menggapai Matahari I (1986)
* Menggapai Matahari II (1986)
* Nada-Nada Rindu (1987)
* Bunga Desa (1988)
* Jaka Swara (1990)
* Nada dan Dakwah (1991)
* Tabir Biru (1994)



Kabupaten Purworejo , Sejarah

February 14, 2008

bedug.jpgSejak jaman dahulu wilayah Kabupaten Purworejo lebih dikenal sebagai wilayah Tanah Bagelen. Kawasan yang sangat disegani oleh wilayah lain, karena dalam sejarah mencatat sejumlah tokoh. Misalnya dalam pengembangan agama islam di Jawa Tengah Selatan, tokoh Sunan Geseng dikenal sebagai muballigh besar yang meng-Islam-kan wilayah dari timur sungai Lukola dan pengaruhnya sampai ke daerah Istimewa Yogyakarta dan Kabupaten Magelang

Dalam pembentukan kerajaan Mataram Islam, para Kenthol Bagelen adalah pasukan andalan dari Sutawijaya yang kemudian setelah bertahta bergelar Panembahan Senapati. Dalam sejarah tercatat bahwa Kenthol Bagelen sangat berperan dalam berbagai operasi militer sehingga nama Begelen sangat disegani.

Paska Perang Jawa, kawasan Kedu Selatan yang dikenal sebagai Tanah Bagelen dijadikn Karesidenan Bagelen dengan Ibukota di Purworejo, sebuah kota baru gabungan dari 2 kota kuno, Kedungkebo dan Brengkelan.

Dalam Perang Diponegoro abad ke XIX, wilayah Bagelen dijadikan karesidenan dan masuk dalam kekuasaan Hindia Belanda dengan ibukotanya Kota Purworejo. Wilayah karesidenan Bagelen dibagi menjadi beberapa kadipaten, antara lain kadipaten Semawung (Kutoarjo) dan Kadipaten Purworejo dipimpin oleh Bupati Pertama Raden Adipati Cokronegoro Pertama. Dalam perkembangannya, Kadipaten Semawung (Kutoarjo) kemudian digabung masuk wilayah Kadipaten Purworejo.

ruwat.jpgDengan pertimbangan strategi jangka panjang, mulai 1 Agustus 1901, Karesienan Bagelen dihapus dan digabungkan pada karesidenan kedu. Kota Purworejo yang semula Ibu Kota Karesidenan Bagelen, statusnya menjadi Ibukota Kabupaten.

Tahun 1936, Gubernur Jenderal Hindia belanda merubah administrasi pemerintah di Kedu Selatan, Kabupaten Karanganyar dan Ambal digabungkan menjdi satu dengan kebumen dan menjadi Kabupaten kebumen. Sedangkan Kabupaten Kutoarjo juga digabungkan dengan Purworejo, ditambah sejumlah wilayah yang dahulu masuk administrasi Kabupaten Urut Sewu/Ledok menjadi Kabupaten Purworejo. Sedangkan kabupaten Ledok yang semula bernama Urut Sewu menjadi Kabupaten Wonosobo.

Dalam perkembangan sejarahnya Kabupaten Purworejo dikenal sebagai pelopor di bidang pendidikan dan dikenal sebagai wilayah yang menghasilkan tenaga kerja di bidang pendidikan, pertanian dan militer. Tokoh-tokoh yang muncul antara lain WR Supratman Komponis lagu Kebangsaan “Indonesia raya”. Jenderal Urip Sumoharjo, Jenderal A. Yani, Sarwo Edy Wibowo dan sebagainya.



Pasar hewan Pandanrejo di Kabupaten Purworejo

Kambing PE asal Kabupaten Purworejo banyak diminati dari berbagai daerah seperti Yogyakarta, Kulonprogo, Wonosobo, Banjarnegara, Temanggung, Purwokerto, Pati, Jombang, Brebes, Bogor, dan dari berbagai daerah di Jawa Timur. Kambing PE asal kabupaten ini juga diminati dari luar Pulau Jawa seperti Sumatera yaitu Lampung dan Medan, Kalimantan, dan Papua. Namun, selain mampu memenuhi permintaan dari dalam negeri, Kabupaten Purworejo telah mampu mengirim kambing PE hingga ke Malaysia.

Kabupaten Purworejo merupakan salah satu kabupaten di Propinsi Jawa Tengah yang mempunyai luas wilayah sekitar 1.034,81752 Km2. Di sebelah utara, Kabupaten ini berbatasan dengan Kabupaten Wonosobo dan Magelang, sebelah selatan berbatasan dengan Samudera Indonesia, sebelah barat berbatasan dengan Kabupaten Kebumen, sedangkan di sebelah timur Kabupaten Purworejo berbatasan dengan Kabupaten Kulonprogo yang sudah termasuk ke dalam Propinsi Daerah Istimewa Yogyakarta. Kambing PE tersebar di 16 kecamatan yaitu Kecamatan Grabag, Ngombol, Purwodadi, Bagelen, Kaligesing, Purworejo, Banyuurip, Bayan, Kutoarjo, Butuh, Pituruh, Kemiri, Bruno, Gebang, Loano, dan Bener.

Pada tahun 2006, jumlah kambing kambing peranakan ettawa (PE) di Kabupaten Purworejo sebanyak 60.808 ekor. Dengan jumlah tersebut Kabupaten Purworejo mampu mendistribusikan kambing PE ke berbagai daerah sehingga kabupaten ini diklaim sebagai sentra bibit nasional kambing PE.

Kecamatan Kaligesing merupakan salah satu kecamatan di Kabupaten Purworejo yang dijadikan sebagai daerah sentra pembibitan dan budidaya kambing PE. Kecamatan ini berada di daerah dataran tinggi terletak pada ketinggian 600-1000 m di atas permukaan laut. Dengan temperatur rata-rata 26o C dan kelembaban berkisar 60-70% disertai curah hujan relatif sedang, menjadikan Kecamatan Kaligesing sebagai daerah yang sangat cocok untuk daerah budidaya kambing PE.


Kabupaten Purworejo , Sejarah

February 14, 2008

bedug.jpgSejak jaman dahulu wilayah Kabupaten Purworejo lebih dikenal sebagai wilayah Tanah Bagelen. Kawasan yang sangat disegani oleh wilayah lain, karena dalam sejarah mencatat sejumlah tokoh. Misalnya dalam pengembangan agama islam di Jawa Tengah Selatan, tokoh Sunan Geseng dikenal sebagai muballigh besar yang meng-Islam-kan wilayah dari timur sungai Lukola dan pengaruhnya sampai ke daerah Istimewa Yogyakarta dan Kabupaten Magelang

Dalam pembentukan kerajaan Mataram Islam, para Kenthol Bagelen adalah pasukan andalan dari Sutawijaya yang kemudian setelah bertahta bergelar Panembahan Senapati. Dalam sejarah tercatat bahwa Kenthol Bagelen sangat berperan dalam berbagai operasi militer sehingga nama Begelen sangat disegani.

Paska Perang Jawa, kawasan Kedu Selatan yang dikenal sebagai Tanah Bagelen dijadikn Karesidenan Bagelen dengan Ibukota di Purworejo, sebuah kota baru gabungan dari 2 kota kuno, Kedungkebo dan Brengkelan.

Dalam Perang Diponegoro abad ke XIX, wilayah Bagelen dijadikan karesidenan dan masuk dalam kekuasaan Hindia Belanda dengan ibukotanya Kota Purworejo. Wilayah karesidenan Bagelen dibagi menjadi beberapa kadipaten, antara lain kadipaten Semawung (Kutoarjo) dan Kadipaten Purworejo dipimpin oleh Bupati Pertama Raden Adipati Cokronegoro Pertama. Dalam perkembangannya, Kadipaten Semawung (Kutoarjo) kemudian digabung masuk wilayah Kadipaten Purworejo.

ruwat.jpgDengan pertimbangan strategi jangka panjang, mulai 1 Agustus 1901, Karesienan Bagelen dihapus dan digabungkan pada karesidenan kedu. Kota Purworejo yang semula Ibu Kota Karesidenan Bagelen, statusnya menjadi Ibukota Kabupaten.

Tahun 1936, Gubernur Jenderal Hindia belanda merubah administrasi pemerintah di Kedu Selatan, Kabupaten Karanganyar dan Ambal digabungkan menjdi satu dengan kebumen dan menjadi Kabupaten kebumen. Sedangkan Kabupaten Kutoarjo juga digabungkan dengan Purworejo, ditambah sejumlah wilayah yang dahulu masuk administrasi Kabupaten Urut Sewu/Ledok menjadi Kabupaten Purworejo. Sedangkan kabupaten Ledok yang semula bernama Urut Sewu menjadi Kabupaten Wonosobo.

Dalam perkembangan sejarahnya Kabupaten Purworejo dikenal sebagai pelopor di bidang pendidikan dan dikenal sebagai wilayah yang menghasilkan tenaga kerja di bidang pendidikan, pertanian dan militer. Tokoh-tokoh yang muncul antara lain WR Supratman Komponis lagu Kebangsaan “Indonesia raya”. Jenderal Urip Sumoharjo, Jenderal A. Yani, Sarwo Edy Wibowo dan sebagainya.


Pasar hewan Pandanrejo di Kabupaten Purworejo


Kambing PE asal Kabupaten Purworejo banyak diminati dari berbagai daerah seperti Yogyakarta, Kulonprogo, Wonosobo, Banjarnegara, Temanggung, Purwokerto, Pati, Jombang, Brebes, Bogor, dan dari berbagai daerah di Jawa Timur. Kambing PE asal kabupaten ini juga diminati dari luar Pulau Jawa seperti Sumatera yaitu Lampung dan Medan, Kalimantan, dan Papua. Namun, selain mampu memenuhi permintaan dari dalam negeri, Kabupaten Purworejo telah mampu mengirim kambing PE hingga ke Malaysia.

Kabupaten Purworejo merupakan salah satu kabupaten di Propinsi Jawa Tengah yang mempunyai luas wilayah sekitar 1.034,81752 Km2. Di sebelah utara, Kabupaten ini berbatasan dengan Kabupaten Wonosobo dan Magelang, sebelah selatan berbatasan dengan Samudera Indonesia, sebelah barat berbatasan dengan Kabupaten Kebumen, sedangkan di sebelah timur Kabupaten Purworejo berbatasan dengan Kabupaten Kulonprogo yang sudah termasuk ke dalam Propinsi Daerah Istimewa Yogyakarta. Kambing PE tersebar di 16 kecamatan yaitu Kecamatan Grabag, Ngombol, Purwodadi, Bagelen, Kaligesing, Purworejo, Banyuurip, Bayan, Kutoarjo, Butuh, Pituruh, Kemiri, Bruno, Gebang, Loano, dan Bener.

Pada tahun 2006, jumlah kambing kambing peranakan ettawa (PE) di Kabupaten Purworejo sebanyak 60.808 ekor. Dengan jumlah tersebut Kabupaten Purworejo mampu mendistribusikan kambing PE ke berbagai daerah sehingga kabupaten ini diklaim sebagai sentra bibit nasional kambing PE.





Kecamatan Kaligesing merupakan salah satu kecamatan di Kabupaten Purworejo yang dijadikan sebagai daerah sentra pembibitan dan budidaya kambing PE. Kecamatan ini berada di daerah dataran tinggi terletak pada ketinggian 600-1000 m di atas permukaan laut. Dengan temperatur rata-rata 26o C dan kelembaban berkisar 60-70% disertai curah hujan relatif sedang, menjadikan Kecamatan Kaligesing sebagai daerah yang sangat cocok untuk daerah budidaya kambing PE.

Sejarah kota purworejo

Sejarah Purworejo
Posted in budaya by eddyprasetyo on the January 13, 2008

Kabupaten Purworejo memiliki sejarah yang sangat tua, dimulai dari zaman Megalitik disinyalir telah ada kehidupan dengan komunitas pertanian yang teratur, terbukti dengan sejumlah peninggalan sejarah di masa MEGALITH berupa MENHIR Batu Tegak di sejumlah wilayah Kecamatan di Kabupaten Purworejo. Ketika zaman Hindu Klasik, kawasan Tanah Bagelen berperan besar dalam perjalanan sejarah Kerajaan Mataram Kuno (Hindu). Tokoh Sri Maharaja Balitung Watukoro dikenal sebagai Maharaja Mataram Kuno terbesar, dengan wilayah kekuasaan meliputi : Jawa Tengah, Jawa Timur dan beberapa Wilayah Luar Jawa.

Prof. Purbacaraka menyatakan bahwa Sri Maharaja Balitung Watukoro berasal dari daerah Bagelen. Indikasi ini tercermin pada nama “Watukoro” yang menjadi nama sebuah Sungai Besar, Sungai ini disebut juga dengan nama Sungai Bogowonto. Disebut demikian, mengingat pada masa itu di tepian sungai sering terlihat pendeta (Begawan).


Petilasan suci berupa Lingga, Yoni dan Stupa tempat para begawan melakukan upacara dapat dilihat di wilayah Kelurahan Baledono, Kecamatan Loano dan Bagelen. Desa Watukoro sendiri terdapat di muara sungai Bogowonto dan masuk dalam wilayah Kecamatan Purwodadi.

Pengembangan Agama Islam di wilayah Purworejo, dilakukan oleh Ki Cakrajaya seorang tukang sadap nira dari Bagelen, murid dari Sunan Kalijogo. Ki Cakrajaya lebih dikenal dengan sebutan Sunan Geseng. Peninggalan Sunan Geseng banyak terdapat di Bagelen dan Loano.
Kenthol Bagelen yang merupakan Pasukan Andalan Sutawijaya, tokoh yang kemudian naik tahta menjadi Panembahan Senopati, merupakan dasar pembentukan Kerajaan Islam Mataram. Pada periode berikutnya ketika Sultan Agung berkuasa di Mataram, pasukan dari Bagelen inilah yang memberikan andil besar dalam penyerangan ke Batavia dan termasuk pasukan inti Mataram.

Akibat dari Perjanjian Giyanti 1755 yang memisahkan Kerajaan Jawa menjadi 2, yaitu Surakarta dan Yogyakarta, tanah Bagelen-pun menerima dampaknya, dimana tanah Bagelen dibagi menjadi 2 bagian untuk Yogyakarta dan Surakarta, tapi karena tidak jelasnya batas-batas pembagian tersebut, mengakibatkan sengketa yang berkepanjangan.
Masa Perang Diponegoro meletus (1825 - 1830) tanah Bagelen menjadi basis perlawanan Pangeran Diponegoro. Melihat adanya pemberontakan oleh Pangeran Diponegoro, maka Jenderal De Kock meminta bantuan pasukan dari Kerajaan Surakarta.

Menghadapi ini, Belanda yang dipimpin oleh panglimanya Kolonel Cleerens membangun markas besar garnisun di Kedongkebo tepi Sungai Bogowonto. Perang hebat tidak bisa dihindarkan, Belanda yang dibantu pasukan dari Kerajaan Surakarta yang dipimpin oleh Pangeran Kusumayuda beserta Ngabehi Resodiwiryo berhadapan dengan Pangeran Diponegoro yang dibantu oleh pasukan laskar Rakyat Bagelen

Paska Perang Diponegoro, Tanah Bagelen dan Tanah Banyumas diminta paksa oleh Belanda. Kemudian Belanda menghadiahkan kepada Ngabehi Resodiwiryo yang berjasa membantu melawan pemberontak, menjadi Penguasa Tanggung dengan gelar Tumenggung Cakrajaya yang selanjutnya diangkat menjadi Bupati (Regent) Kabupaten Purworejo dengan Gelar Cokronegoro. Pelantikan dilakukan di Kedungkebo, markas garnisun Belanda dan yang melantik adalah Kolonel Cleerens.

Wilayah Kabupaten Purworejo ketika itu adalah seluas 263 Pal persegi atau sekitar 597 Km persegi, meliputi Kawasan Timur Sungai Jali. Sedangkan wilayah seluas 306 Km persegi di Barat Sungai Jali, merupakan wilayah Kabupaten Semawung (Kutoarjo) dan dipimpin oleh Bupati (Regent) Sawunggaling. Pada perkembangan lebih lanjut, Kedongkebo yang merupakan basis Militer Belanda digabung dengan Brengkelan dan menjadi Purworejo. Sedangkan Tanah Bagelen oleh Pemerintah Kolonial Belanda dijadikan Karesidenan Bagelen dengan Ibu Kota Purworejo.

Wilayah Karesidenan Bagelem meliputi, Kabupaten Purworejo, Kabupaten Semawung (Kutoarjo), Kabupaten Kutowinangun, Kabupaten Remo Jatinegara (Karanganyar) dan Kabupaten Urut Sewo atau Kabupaten Ledok atau Kabupaten Wonosobo.

Residen Bagelen bertempat tinggal di Bangunan yang sekarang menjadi Kantor Pemerintah Daerah Purworejo atau lebih dikenal dengan nama Kantor OTONOM yang lokasinya di bagian Selatan Alun-alun Purworejo.



Mendadak dangdut gara-gara Vita Nganjuk KDI 5
Horee… Vita Nganjuk masuk tiga besar!!! :dance:
Akhirnya nama Nganjuk terkenal di seantero Endonesa.. yuhuiii…. *mlorot di plorotan*

Gara-gara Vita Nganjuk itu, saya jadi seneng dangdut. Awalnya TENTU SAJA karena terpaksa. Hare gene geto, masa suka sama dangdut?? ENGGAK banget ah, di tengah-tengah merajalelanya myuzik pop, Ar and Bi, Hip Hop, Electronik, eealaah.. lha kok seneng dangdut!


eit, jangan salaaahh… Nggak semua penyanyi pop bisa nyanyi dangdut. Tapi saya yakin semua penyanyi dangdut bisa nyanyi pop. So, bisa nyanyi dangdut itu talenta brillian!! :sip:

Gara-gara Vita Nganjuk, saya pun mau nggak mau nonton dia di TPI. Yah, lumayan lah buat mendoakan dia supaya menang.. maaf, doa saja. ndak punya duwit buwat sms. Lha duwit dari mana, wong saya ndak pernah dikasih uwang kok sama kalian-kalian… hehehe… :pukul:

Doa saya pun terkabul. Vita Nganjuk melambung tinggi ke TIGA besar!!! Wot e hai ecchiiv!! (what a high achieve, red.) untuk ukuran orang Nganjuk, yang notabene Kota Ndeso, yang selalu dinyek-nyek, dihina-hina, dingayuk-nganyukkan, dipandang sebelah mata, ditanggap (di kosan saya, kalau ada orang Nganjuknya, suka ditanggap untuk ngelucu. Maklum orang Nganjuk memang lucu-lucu.. kayak saya… hahaha… :lol: ), dijelek-jelekkan, diinjek-injek… eh nggak segetonya kaleee…. :pukul2:

Dengan keluguannya, kelucuannya, keanggunannya, kepolosannya, Vita Nganjuk memang mempunyai nilai ples dibanding kontestan lainnya. Kata para penasehat (istilah untuk Juri di KDI 5, red.), Vita Nganjuk itu seorang enteteinmen sejati. Karena selain bisa nyanyi, dia juga pandai melucu. Jowonya masih alami, medok Nganjukan, kromo alus, nggak neko-neko apa adanya. Hal itu menjadi nilai ples buwat Vita Nganjuk. Pernah dia nyanyi sambil ngetoprak (bukan makanan!) sama Mas Prawoto Srimulat. Dan sukses menghibur semua penonton. Maklum, sehari-hari Vita Nganjuk itu sebagai penyiar radio Breng FM di Nganjuk (lokasinya sangat dekat dengan rumah saya) dan kebagian menjadi penyiar lagu-lagu campur sari. Walhasil dia pun musti lihai melucu agar menarik pendengar. :badut:

“Iyha”, “Lali sak kamplengan”, “sek.. sek…”, “Nganu”, “Masih Ganthengan Bhapak Saya”, adalah beberapa kata yang pernah diucapkan Vita Nganjuk di panggung KDI 5 yang membikin saya sekluwarga tertawa terpingkal-pingkal mendengarkan logat Jowo Nganjuknya yang masih alami belum terkontaminasi boso jowo dari kota lain. :lol:

Adalah Mansur S. yang kelihatannya suka sama setiap penampilan Vita Nganjuk. Pujian demi pujian selalu diucapkan. Yang katanya cantik kek, anggun kek, penampilannya bagus kek.. tapi bukan tekek kek.. Mbak I’ik pun juga seneng sama Vita Nganjuk, dia suka karakter Vita Nganjuk yang lucu, centil dan lugu. Malahan, kemarin sabtu (26 Juli 2008), Mbak Bertha yang notabene sangat kejam memberi komentar, justru memuji Vita Nganjuk… :tepuk:

“Setelah saya dengarkan, suara Vita Nganjuk itu unik, lucu, pertahankan itu..”, “Saya terhibur”, Begitulah kira-kira pujian yang dilontarkan (emangnya daun?) Mbak Bertha.
Kembarannya Mbak Bertha, Okky Lukman, juga suka sama penampilan Vita Nganjuk kemarin malam.

Sebelum di KDI 5, selain menjadi penyiar, Vita Nganjuk juga nyanyi di pernikahan-pernikahan atau bahkan nyinden. Secara Bhapaknya memang seorang dalang. Jadi untuk masalah nada tinggi, Vita Nganjuk sudah ndak ada masalah. Dibuktikan di setiap penampilannya, Vita Nganjuk jarang dikomentari masalah teknik vocal. Karena didukung warna vocal khas Campur sari dan kelihaiannya melucu, Vita Nganjuk sudah ENAM KALI memperoleh JUARA EPISODE, a.k.a polling sms tertinggi tiap episode. Malah saking eksaitingnya, dia pernah pake acara pingsan segala pas masuk empat besar sekaligus juwara episode seminggu kemarin… :sakit:

Bagemana Vita Nganjuk bisa mendapat banyak sms?? apakah orang Nganjuk kaya-kaya?? aaah.. itu RAHASIA perusahaan… yang jelas kualitas lah yang menentukan. Bukan kaya atau miskinnya kota asal. Positive thinking aja deh.. ndak usah mikir yang enggak-enggak.. iya tho.. :mrgreen:

Kalau kepengen tahu Profil Vita Nganjuk, bisa diklik di sini.
UPDATE tanggal 10 Agustus 2008

ini saya masih ikzaitid gara-gara habis nonton KDI 5 di TPI. Lha kenapa kok ikzaitid?? Lha karena Vita Nganjuk NGANJUK AKHIRNYA MENANG JADI JUWARA SATU KADI 5!!! OUW..OUW.. OUW.. HEBOOOH.. HEBOOOH….

Terimakasih atas dukungan semua pihak. Warga Nganjuk, warga Jawa Timur, warga Indonesia semua… terima kasih banyak. Buat Vita Nganjuk tetep berjuang. Perjalananmu belum berakhir. Ini awal kesuksesan kamu. Tetaplah belajar. Tetap jadi orang Nganjuk yang lugu, lucu, centil. Tetap jadi orang nJarakan yang imut-imut dan ceria. Duwitnya mbok ya dibagi sama saya… hehehe… buwat beli hape baru… hihihi…

Di bawah ini kronologis acara barusan:

1. BABAK ORIDUT
Pada babak Oridut a.k.a Original Dangdut, si Vita Nganjuk menyanyikan lagu dangdut asli berjudul… mm… apa ya? saya lupa.. sorri… :ampun: yang jelas polling sms Vita Nganjuk menang menembus angka 50 persen lebih. Babak ini dipimpin oleh Mbak Trie Utami yang memakai pakean Jepang putih perak.
2. BABAK ROCKDUT
Di babak ini, Rock Dangdut, Vita Nganjuk menyanyikan lagu… mm.. saya lupa lagi… wadooh.. :pukul: pokoknya di polling sms, Vita Nganjuk menang agi menembus angka lima puluh persen lebih mengungguli Yofi. babak ini dipimpin oleh manusia bertubuh besar yang kayak monster beneran.. hehehe… *Vita Nganjuk aja sampe takut beneran lo… *
3. BABAK DANGDUT KOPLO
Nah, yang menjadi spesialis Vita Nganjuk, yaitu menyanyi dangdut koplo.. ealaah.. lha kok si Vita Nganjuk malah kalah sama si Yofi. Vita Nganjuk menyanyikan lagu Munajat cinta. Babak ini dipimpin oleh Melly Zamri yang goyangan putri malamnya dikumatkan… hehehe… tarik maang…
4. BABAK DANGDUT KOREO
Babak yang mengharuskan Gren Fainelis harus berkoreografi alias njoget ini Vita Nganjuk menyanyikan lagu SMS-nya mbak Ria. Lagunya aneh banget, di tengah-tengah lagu tiba-tiba tinggal musiknya doang, terkesan kosong tanpa penyanyi. Ternyata-e-ternyata, hal itu disengaja. Biyar ada waktu buwat si Vita Nganjuk berkoreo-koreo ria.. Hasilnya?? lagi-lagi Vita Nganjuk harus menelan jamu paitan gara-gara pollingnya kalah sama Yofi. Jadi skor adalah dua sama.
5. BABAK TANYA JAWAB
di Babak tanya jawab ini, peserta ditanyai sama Derri Derajat dua pertanyaan:
1. Apabila jadi juara, apa yang Vita Nganjuk lakukan?
Vita Nganjuk menjawab kalau dia akan membangun mushola di desanya sesuai dengan nadzarnya
2. Hadiahnya nanti akan dipakai untuk apa? Sekolah atau membangun rumah?
Vita Nganjuk menjawab dua-duanya, yaitu untuk membangun rumah dan sekolah. Karena dua hal itulah yang utama, yaitu keluarga dan sekolah.

dan polling akhir pun dibacakan. Vita menjadi pemenang mutlak dengan angka polling sms menembus 60 persen lebih!! sungguh merupakan nilai yang emaizing!! saya yang terkantuk-kantuk jadi sumringah bin bungah ndak jadi tidur. Saya rasa seluruh warga Nganjuk merasakan hal sama.

Tidak percuma ternyata pengorbanan bupati Nganjuk Bapak Taufiq untuk menghimbau seluruh warga Nganjuk mengirim sms untuk Vita Nganjuk. Baik di radio-radio, spanduk, dll. Lima gerbong kereta Api yang dikirim ke Jakarta pun membuahkan hasil yang gemilang buat Vita Nganjuk. Tidak sia-sia juga pengorbanan saya memberikan himbauan untuk para blogger semua untuk dukung Vita Nganjuk hehehe… makasih yaa smsnya…

Setelah ini, nama Nganjuk akan terangkat. Nganjuk akan lebih dikenal masyarakat luas.. sukses buat Nganjuk!! Saya bangga jadi warga Nganjuk!! Hidup Nganjuk!!!