Selasa, 27 Januari 2009


YOGYAKARTA- Saksi kunci kasus pencurian arca koleksi Museum Radya Pustaka yang juga Ketua Pokja Balai Pelestarian Peninggalan Purbakala (BP3) Jateng, Lambang Babar Purnomo (56), tewas di tepi jalan di Jalan Lingkar Utara Yogyakarta, Sabtu (9/2) pagi. Dia mengalami kecelakaan dan tidak ada yang menolong sehingga tewas di tempat kejadian.

Korban warga Lempongsari, Caturtungal, Depok, Sleman merupakan salah satu saksi dalam kasus pencurian arca di Museum Radya Pustaka Solo. Saat ini jenazah masih berada di RS Sardjito untuk diotopsi. Belum ada informasi jelas mengenai hasil otopsi. 

''Dugaan sementara korban meninggal akibat kecelakaan lalu lintas namun untuk memastikannya perlu otopsi dan penyelidikan lebih lanjut,'' ujar Kasatlantas Polres Sleman, AKP Sulistyo.

Berdasarkan informasi di Tempat Kejadian Perkara (TKP), Lambang ditemukan tergeletak di pinggir jalan sekitar pukul 05.30. Motor Honda Astrea 800 AB 3902 WE berada tak jauh dari Lambang jatuh. Saksi yang mendapati korban lantas lapor ke polisi dan ketika diketahui sudah meninggal langsung dibawa ke RS Sarjito.

Kasatlantas menambahkan, pihaknya kemarin langsung melakukan olah TKP untuk mengetahui secara jelas tentang kronologi dan kejadian ditemukannya korban. Polisi juga akan melakukan cek silang berdasarkan hasil otopsi. Dari situ baru dapat diketahui penyebabnya, murni kecelakaan atau sebab lain misalnya pembunuhan.

Kepala BP3 Jawa Tengah, Triatmaji, menjelaskan Sabtu (9/2) dini hari, Lambang pulang dari acara perpisahan di Museum Benteng Vredeburg Yogyakarta pukul 04.00. Waktu itu, menurut Triatmaji, Lambang tampak lelah karena belum lama pulang dari studi banding di Jawa Timur. Begitu sampai di Yogyakarta pukul 22.00 langsung ke acara perpisahan.

''Setelah acara selesai, tak lama kemudian kami mendapat kabar korban mengalami kecelakaan dan meninggal,'' tuturnya.

Sementara itu Humas RS Sardjito Heru Trisno Nugroho mengatakan tim forensik dipimpin oleh dr Yuda Nurhayanti langsung melakukan otopsi. Namun, ia tidak bersedia menjelaskan secara rinci hasil otopsi karena menjadi rahasia polisi untuk kepentingan penyelidikan.

Salah satu putrinya, Galuh Laksita Prasty menyatakan dia dan keluarganya tidak mengetahui persis penyebab kematian ayahnya. Yang dia dengar dari petugas, ayahnya meninggal akibat kecelakaan tunggal. ''Namun penyebab yang sesungguhnya masih diselidiki aparat penegak hukum,'' jelas Galuh saat di hubungi Suara Merdeka, kemarin.

Kabar meninggalnya Lambang Babar Purnomo membuat sejumlah orang terperangah dan terkejut, khususnya para anggota Poltabes Surakarta yang telah mengenalnya. Dia mulai dikenal banyak orang atas keberanian dalam mengungkap kasus pencurian arca, sejak awal November 2007 lalu.

Masih banyak yang diharap dari dia, termasuk kehadirannya di persidangan di Pengadilan Negeri (PN) Surakarta.

Menurut Kapoltabes Kombes Pol Lutf Lubihanto melalui Kasat Reskrim Kompol Syarif Rahman meski telah meninggal dunia, kesaksiannya di persidangan tetap diperlukan. ''Caranya, kesaksian korban yang telah diberkas dalam berita acara pemeriksan (BAP) akan dibacakan dalam sidang,'' tegasnya. (D19,G11-59)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar